Warning
of a Dream
Cucu adalah seorang
anak yang berasal dari keluarga yang kaya raya dan terhormat,tetapi ia memiliki
sifat yang sombong,pelit dan pemalas.Ini disebabkan karena orangtuanya terlalu
memanjakan cucu,orangtuanya selalu menuruti semua permintaan cucu.Ada suatu hal
yang unik dari cucu,ia sangat menyukai susu sehingga ketika ia berpergian,ia
pasti membawa 3-5 botol susu yang berukuran kecil.
Hari ini hari selasa dimana cucu
akan berangkat ke sekolah.Seperti biasa ia sangat sulit untuk di
bangunkan,tetapi beruntungnya ia tidak pernah terlambat sampai ke
sekolah,walaupun ia sampai di menit-menit terakhir bel masuk.Tidak lama setelah
ia sampai di kelas,masuklah gurunya dan pelajaran di mulai seperti
biasanya.Beberapa jam kemudian pelajaran pun selesai.
Bel istirahat pun berbunyi,seperti
biasa cucu bermain dengan temannya yang bernama satria,satu-satu nya teman
dekat yang di miliki cucu.Setiap jam istirahat mereka selalu ke kantin untuk
membeli beberapa makanan untuk mereka makan.Setelah membeli makanan mereka
selalu duduk di taman sekolah dan dengan kebiasaannya cucu mulai meminum susu
tetapi tidak pernah membaginya pada Satria.
Bel pelajaran keduapun
berbunyi,semua murid masuk ke kelas masing-masing.Pelajaran kedua ini adalah
pelajaran Biologi.
“Pagi
anak-anak.”sapa gurunya.
“Pagi
bu”.jawam murid-murid.
“Ibu
ingin memberitahukan kepada kalian semua bahwa pada pelajaran biologi ini,kita
akan mengunjungi sebuah hutan yang memiliki banyak jenis pohon.Kegiatan ini
akan dilaksanakan agar kalian lebih mengetahui jenis-jenis pohon dan cara
merawatnya.Untuk tugas ini,ibu akan membagi kalian menjadi beberapa
kelompok.Kelompok pertama Gilang,Santi,Cia dan Cucu”.kata ibu guru.
“Maaf
bu,saya tidak mau satu kelompok dengan Cucu,dia itu pemalas dan kerjanya hanya
minum susu”.kata Gilang.
“Kamu
pikir saya mau satu kelompok dengan
kamu,kamu itu kan bau,jadi saya tidak akan betah dekat-dekat dengan kamu”.Jawab
Cucu tidak mau kalah.
“Sudah
cukup,ibu tidak mau melihat kalian bertengkar kalian itu satu kelompok,jadi
kalian harus bekerja sama,apa kalian paham!”kata ibu guru.
“Baik
bu”jawab Gilang dan Cucu.
Hari itupun tiba,mereka berkumpul di
gerbang sekolah.Cucu dating dengan meminum susu.
“Semua
murid tolong berbaris”.perintah guru.
“Kita
akan pergi ke hutan,jadi ibu harap kalian bisa menjaga tingkah laku kalian dan jangan pisah dari kelompok
yang sudah ibu tentukan,mengerti?”
“mengerti
bu”.jawab murid murid.
“Baik,silahkan
masuk ke bus.”
Setelah sampai dihutan tersebut
merekapun beristirahat sejenak sambil memakan makanan yang mereka bawa dari
rumah.Setelah beberapa menit beristirahat,mereka mulai masuk kehutan untuk
melihat dan mempelajari jenis-jenis pohon yang ada.Di saat temannya sibuk
dengan melihat jenis-jenis pohon,Cucu malah sibuk dengan meminum susu.
“Cu,kamu
kok minum susu terus?”.keluh sinta
“iya,bantu
kita dong,ini kan tugas kita bersama”.tambah cia.
“iya
iya”.Jawab cucu.
Cucu
tetap meminum susunya dan membuang sampahnya sembarangan.
“Eh
cu,kalau buang sampah jangan disini.Kamu masukkan aja sampahnya ke kantong
plastik,nanti kalau udah di luar hutan,kamu buang sampahnya di tempat
sampah.”Saran Gilang.
“Ah
kamu cerewet sekali,kamu kerjakan saja tugasmu,tidak usah urus aku.”Jawab Cucu.
Gilang
hanya mengeleng-geleng melihat tingkah Cucu.
Setelah lama berjalan,mereka pun
memutuskan untuk beristirahat.Mereka duduk mengelilingi sebuah pohon.Pada saat
itu,Cucu memejamkan matanya sejenak.Tidak lama kemudian ia pun membuka
matanya,betapa terkejutnya ia melihat teman-temannya sudah tidak di samping kiri
dan kanannya.Ia pun bangkit dan memanggil teman-temannya.
“Gilang…,Cia…,Sinta…”namun
tidak ada jawaban.Ia terus berjalan menelusuri hutan untuk menemukan
temannya,tetapi apa yang terjadi,ternyata yang di temukannya bukan
teman-temannya,melainkan segerombolan monyet-monyet yang mendatanginya.Ia pun
berlari ketakutan,tetapi ia tidak bisa lari dari monyet-monyet
itu.Monyet-monyet itu pun mengelilinginya,ia pun menangis ketakutan.
“Ma..Pa..
tolong Cucu,whaaa..”
Tiba-tiba
datanglah monyet yang berukuran besar di banding monyet lainnya dari gerombolan
monyet tersebut.
“Kamu
telah mengotori hutan ini dengan botol susu yang kamu buang di hutan ini,kami
sudah berjanji untuk menjaga hutan ini dari orang-orang seperti mu dan kami
juga tidak suka dengan sifatmu yang sombong dan pemalas.Jadi,kami akan
menghukummu sekarang HAHAHA.Cepat bawa dia ke tempat penghukuman!”Perintah
monyet besar itu kepada monyet yang lain.
“Tidak,tolong
maafkan saya,saya akan mengutip botol susu itu dan saya tidak akan
mengulanginya.”Pinta Cucu.
“Tidak,semuanya
sudah terlambat,HAHAHA.”
“Tidak,tolong
maafkan aku waaaa..”teriak Cucu.
Tiba-tiba Cucu terbangun.
“Cu,kamu
kenapa?”Tanya Gilang.
“Tidak
ada apa-apa.”Jawab Cucu.
“Sinta,kamu
masih punya kantong plastik tidak?”Tanya Cucu.
“Masih.”Jawab
Sinta.
“Aku
minta satu ya.”pinta Cucu.
“Iya
ini,ambil aja.”
“Kalian
tunggu aku disini sebentar ya.Jangan kemana-mana.Aku akan segera kembali.”Pinta
Cucu.
“OK.”Jawab
teman-temannya.
Ternyata Cucu kembali ke perjalanan
sebelumnya untuk mengutip botol susu yang di buangnya tadi.Dan ia pun kembali
untuk menemui teman-temannya.
“Ayuk
kita kembali ke posko.”Ajak Cucu.
Teman-temannya
masih bingung melihat Cucu.
“Cu,emangnya
ada apa,kamu kok aneh gitu?”Tanya Cia.
“Tidak
ada apa-apa kok”Jawab Cucu.
Mereka
kembali menyusul murid yang lain.
Setelah seharian berada di hutan
tersebut,mereka pun pulang kembali kerumah mereka masing-masing.Tetapi selama
di perjalanan,Gilang,Sinta,dan Cia masih bingung dengan apa yang terjadi.
“Sebenarnya
apa yang terjadi pada Cucu?”pikir Gilang.
“Tidak
usah di pikirkan,anggap aja ini awal dari perubahan sikap Cucu untuk menjadi
lebih baik.”Jawab sinta.
“Amin.”jawab
Gilang dan Cia.
Beberapa hari berlalu,kali ini sudah
mulai berubah menjadi anak yang baik.Walaupun kebiasaan minum susunya tidak
berubah.Teman-temannya mulai menyukainya.Dan sekarang teman dekatnya bukan
hanya Satria saja tapi Gilang,Sinta,dan Cia pun menjadi teman dekatnya
sekarang.
Ternyata
sebuah mimpi bisa memberikan pengajaran untuk seseorang.Dan janganlah menjadi
orang yang sombong,pemalas dan pelit,karena kita tidak tau apa yang akan
terjadi pada diri kita kedepannya,kita masih bersyukur jika kita masih di
ingatkan dan coba ubah perilaku kita. Jika tidak,kita mungkin termasuk orang
yang tidak beruntung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar